Dimanakah Engkau Tuhan?
Ada tiga orang Kristen yang memperdebatkan dimana Tuhan itu berada. Orang pertama mengatakan Tuhan itu ada di setiap orang miskin, orang kelaparan, yang yang tertindas, janda miskin, dsb. Maka olok orang kedua kepada orang pertama :
“Memangnya, Tuhan itu Tuhannya orang miskin saja? Kalau Tuhan hadir diantara orang miskin, mengapa Ia justru tidak mengutus kamu untuk mengangkat derajat mereka?” sahut orang kedua mencibir.
Maka orang kedua mengatakan, baginya Tuhan itu ada dalam setiap doa, setiap rasa syukurnya. Namun orang ketiga juga tidak mau kalah,
“Lha wong kamu kalau berdoa hanya ditimpa masalah. Bersyukur jika hanya mendapatkan banyak rejeki. Mana mungkin?” Olok orang ketiga tidak kalah seru.
Setelah mengatupkan mulut orang kedua, dengan bangganya orang ketiga mengatakan bahwa Tuhan itu ada di hatinya, Tuhan ada dalam hidupnya. Maka orang pertama dan orang kedua sepakat mengolok balik orang ketiga, kata mereka :
“Ah, mana mungkin !!” sambil kedua orang itu mencibir, tersenyum sinis, lalu pergi dari hadapan orang ketiga tadi.
Mereka mengolok orang ketiga, karena orang ketiga selalu menyombongkan dirinya lebih baik dari orang lain.
Si Peminta Maaf
Ada seorang perempuan yang begitu perasa. Sehingga demikian perasanya, sampai ia sering meminta maaf kepada orang sebelum dan sesudah berbicara. Dia berpikir alangkah lebih baiknya banyak meminta maaf daripada seribu kemungkinan berbuat salah dalam kata-kata dan tindakan.
Akan tetapi sesungguhnya perempuan ini sudah membayangkan hal-hal menakutkan SEBELUM ia berbuat salah. Membayangkan tentang orang lain yang belum terjadi, sebenarnya adalah orang bodoh yang menakuti dirinya sendiri dan berpikir negatif terhadap orang lain.
Doa Orang Saleh yang Sia-sia
Tuhan tidak akan menurunkan hujan walaupun seorang petani yang salehpun yang berdoa semalam suntuk kepadaNya. Tuhan tidak akan menurunkan hujan untuk tanaman-tanamannya, jika petani itu belum siap membajak dan turun ke sawahnya terlebih dahulu.
(dari Film: Facing The Giant)
Lebah yang Tidak Bijaksana
Seekor lebah tidak akan bisa terbang dan mengumpulkan madu, jika ia melepaskan sengatnya. Seseorang manusia tidak akan merasa bebas dan mengumpulkan madu kehidupannya, jika ia terus-menerus menyimpan dendam dalam hatinya.
Hidup yang Menginspirasi
Ada seorang ilmuwan muda yang baru saja meraih gelar doktor. Seluruh hidupnya diabdikan untuk mencari ilmu, seolah-olah selalu haus ilmu. Dalam acara-acara seminar, ia sering diundang. Ia sering memperdebatkan keilmuannya kepada orang-orang di sekelilingnya. Ia memang pintar.
Hingga pada hari, ketika ia dilanda masalah keluarga, ia berbincang-bincang dengan supir taksi yang ditumpanginya. Orang itu tidaklah begitu tua, namun ia terkesan dengan penuturannya yang seolah-olah tahu betul masalahnya. Supir taksi itu juga seorang pendengar yang baik, karena ia menyimak dan mampu menelaah setiap detail masalahnya, serta memberikan saran yang tepat buatnya.
Mencari ilmu bukanlah sekedar mencari siapa yang paling pintar, akan tetapi MENGINSPIRASI orang lain untuk menjadi lebih tahu. Itu lebih baik daripada menjadi pintar tapi tidak berguna.