Married?? siapa sih yang kaga ingin menikah? Cewe seperti saya juga ingin menikah, merencanakan masa depan dengan keluarga baru yang dibentuk, menjadi ayah, ibu dan memiliki anak yang diasuh. Pernikahan merupakan salah satu moment yang penting dalam hidup semua orang. Tentu ga gampang untuk menciptakan moment ini sebagai momen istimewa dalam sejarah hidup. Proses dalam menuju moment ini sangat rumit dan penuh perjuangan.

Saat ini saya ingin menceritakan kisah saya saat proses lamaran ini terjadi. Jauh hari sebelum menggelar acara ini, saya dan pasangan saya mulai memikirkan masa depan kami dengan berbincang secara dewasa dan serius. Kisah ini dimulai dimana pada tanggal 14 di bulan ke 14, sejak kami berdua memutuskan untuk berkomitmen pada bulan Mei 2013. Pertemuan berdua saat itu mengingatkan kami dengan iman katolik yang kami imani, yaitu Keluarga Kudus Nazareth. Kami berdua merasa, bahwa sebagai pasangan kekasih, kami berdua juga menginginkan kesetiaan terhadap pasangan bukan hanya sebagai kekasih, tetapi mengangkatnya di atas altar dan mengikrarkan janji suci pernikahan dalam sakramen pernikahan yang kudus dan suci dengan segudang perbedaan yang melekat dalam diri kami berdua yang selama ini kami jalankan secara berdampingan: mulai dari perbedaan keyakinan yang sudah kami seragamkan, pengenalan dua etnis yang berbeda dari thionghoa dan javanes, adat istiadat dan pola pikir keluarga, serta kebiasaan .
Kesetiaan hidup berkeluarga bukan hanya soal suami-istri yang tidak bercerai atau pisah ranjang karena dalam basis pernikahan katolik adalah monogam/tak terceraikan. Maria dan Yusuf merupakan contoh yang sempurna sebagai keluarga dalam pasangan suami istri yang disukai Allah. Saya dan pasangan pun dapat melakukan hal yang sama, jika kami menempatkan cinta kasih Allah sebagai dasar hubungan cinta kasih kami kepada keluarga yang akan kami bangun.
Keluarga adalah tempat persemaian cinta kasih Allah, taburan benih cinta mendapat ruang pertumbuhan yang paling nyaman, Dasar diatas membuat saya dan pasangan untuk berani maju dalam melangkah memperjuangkan hubungan kami berdua yang direncanakan dimana hari yang terapit oleh nuansa natal dan nuansa pesta keluarga kudus, tepat 19 hari setelah kekasih saya pembaharuan dalam janji baptisnya dari protestant ke katolik.

(Deg..deg...an sih...abis kayak mimpi gitu karena acaranya adalah Lamaran). Dalam menggelar acara ini diadakan proses lamaran, yaitu saya ditanya oleh orang tua saya dan calon mertua saya apakah serius dengan hubungan kami dan mau untuk menikah ? Ketika saya sudah mau dipinang, kemudian diadakan acara "diiket" dimana Ibu dari calon mempelai laki-laki mengikatkan perhiasan berupa kalung kepada saya sebagai calon pasangan dari anak pria nya. Setelah itu kami berdua ditanya tentang kapan kami akan melangsungkan pernikahan. Senang, gembira, deg-degan, semua jadi satu... Gak tau harus jawab apa?? Semoga jawaban dari kami berdua, dan rencana selanjutnya akan jauh lebih indah. Semoga Tuhan Yesus memberkati niat baik kami berdua. Amin.
To be contineu....
0 komentar:
Posting Komentar