Tubuhku mematung kaku,Masih aku menunggu
Terkilas masa lalu, aku tercenung.
Jiwaku melayang, terkatung mengapung.
Masa-masa kanak-kanak, remaja dan dewasa.
Memburu waktu, memburu ilmu,
Memburu nafsu, memburu madu dunia.
Di tengah hiruk pikuk sesama manusia
Aku terhimpit, menjerit dan bertanya,
Mengapa aku di sini, buat apa sebenarnya aku ada?
Saat aku tiba pada batas pemisah antara ada dan tiada
Waktu membeku, menunggu, keputusanku
Kepalaku padat sarat pertanyaan butuh jawaban
Dalam bola kehampaan aku berseru,
“ADA-kah Kau?Mengapa mataku tak melihat wajah-Mu?
Mengapa telingaku tak mendengar suara-Mu?
Mengapa batinku mengharu-biru tak menentu?
Jawablah aku!”Lalu DIA menarikku ke alam misteri:
Salib berlumur darah,
dan kain kafan terlipat dalam kubur kosong;
Surga mulia gemuruh suara memuja
Raja di Raja di tahta-Nya;
Dunia yang porak poranda,
dan jiwa-jiwa yang meratap dalam api neraka
Lalu sinar kasih-Nya hangat menyelimutiku,
Aku menemukan jati-diriku.
“Tuhan, ini aku!Refleksi diri yang ditemukan dalam kekhusyukan di pelataran Goa Maria Jatiningsih, Yogyakarta.
Aku mau, aku mau.
Jadikan aku menurut kehendak-Mu.”
19 Oktober 2012,
theresia endah purnomo sarie
0 komentar:
Posting Komentar