This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Pro Ecclesia Et Patria

Bila hatimu terasa berat hadapilah dengan senyum. Bila bebanmu terasa berat hadapilah dengan senyum. Bila imanmu terasa goyah hadapilah dengan doa. Bila terangmu terasa redup panggilah nama Kristus.

Rabu, 02 Juli 2014

Julie Dua Ribu Tiga Belas

Julie dua ribu tiga belas,
Disaat pulang ke kampung halaman,
Tanpa adanya rencana sebelumnya,
Aku datang menghirup napas desa kelahiran.
Keponakan yang cantik-cantik menyambut,
Liburan sekolah, keluarga berkumpul dirumah.
Disaat pikiran penuh masalah dan konflik,
Telepon rumah berdering, Ibu menyambut!

Asyik berlarian di kebun mengejar dua ponakan, 
Terdengar teriakan kakak ipar memanggil sebuah nama.
Mungkin memanggil Tasya, atau juga Aira, anaknya?
Tidak, ternyata memanggil nama lain.
Ohhh, namaku dipanggilnya.


Ibu ikut berteriak kecil, memanggilku,
Panggilan telepon ini mencari seorang suster.
Ibu memberikan telepon itu kepadaku.
Bertanya dalam hati, siapakah ini? mencari suster?


Kudengar suaramu lewat kabel telepon, 
Tak kusangka kamu menelepon ke daerah.
Mencariku sampai menelepon rumah, 
Setelah beberapa hari enggan menyapamu di gadget.

Aku bingung mendengar penjelasanmu, 
Kamu menanyakan posisi rumah orang tuaku.
Menyebutkan berbagai posisi pondasi rumah disekitar,
Kesimpulannya kamu berada di dekat rumah orangtuaku.

Sepintas dikepala, aku tidak percaya,
Ku tutup telepon rumah dengan sedikit linglung.
Aku seperti mimpi atau sedang halusinasi pendengaran.
Aku memberanikan diri membuktikannya.

Sebentar ku menengok ke depan rumah,
Mataku mulai redup ketika melihat seseorang.
Kerah kemeja kuningnya menyilaukan pandanganku,
Pemuda ini benar-benar ada di depan mataku.
Aku duduk di kursi plastik warung ibu,
Tiba-tiba sedikit pening dan tangan gemetar.
Harus bilang apa aku dengan ibuku, nanti?
Kedatangan orang nekat sepertimu dari Ibukota?



Julie Dua Ribu Tiga Belas,
Membuatku linglung, segera mencari alasan.
Untuk Ibu pemilik rumah yang ku huni,
Selama ini jauh dari tamu laki-laki.

Terlambat sudah,
Ibu keluar melihat sosok pemuda ini,
Melihat sinar matanya seperti berbicara,
Aku menundukkan kepala, tanda menyerah.

Satu kata yang Ibu katakan, 
"Ini yang barusan telepon, mencari Suster yah?"
Pemuda itu nekat mantap menjawab:
"Benar Ibu, kenalkan saya pemuda dari Ibukota."
(berjabat tangan)

Julie Dua Ribu Tiga Belas,
Bibirku terkunci rapat, ketika Ibu mempersilakan masuk.
Duduk di sofa ruang tamu, 
Ibu memulai pembicaraan.
Nak...
Datang dari mana?
Ke daerah naik apa?
Tujuan kedatangan apa?
Kenal dengan putri saya dimana?
Kenapa sebelumnya, tidak memberi kabar jika akan ke daerah?

Pemuda ini menjawab,
Satu-satu dijawabnya singkat dan jelas
Dan ada satu dari pertanyaan terakhir Ibu, 
Melekat sampai saat ini:

"Saya datang kesini, surprise. Anak ibu tidak tahu saya datang. Tetapi saya sudah minta restu orang tua saya untuk datang kemari dan ijin meneruskan tujuan saya. Saya minta ijin pada Ibu untuk berteman lebih dekat dengan putri ibu ini."
Julie Dua Ribu Tiga Belas,
Awal dari hati orang tua mempercayakan putrinya pada pemuda.
Aku ingat sampai saat ini,
Peristiwa yang tidak direncanakan, aku percaya Tuhan yang mempertemukan kami.

Terimakasih, Tuhan.
Mendapat restu yang tak terduga!
Restu dari orang yang sama sekali sebelumnyagak menyangka  akan menjadi  menjadi sandaran hati......