This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Pro Ecclesia Et Patria

Bila hatimu terasa berat hadapilah dengan senyum. Bila bebanmu terasa berat hadapilah dengan senyum. Bila imanmu terasa goyah hadapilah dengan doa. Bila terangmu terasa redup panggilah nama Kristus.

Rabu, 24 Februari 2010

RENUNGAN PRA PASKAH 2010 ( PART 1 )





Tanpa terasa, Umat Katolik di seluruh dunia telah memasuki Masa Prapaskah / Masa Pertobatan. Tema yang diangkat oleh Keuskupan Agung Jakarta untuk tahun ini adalah “Mari Bekerjasama Melawan Kemiskinan”. Tema tersebut diambil dengan harapan supaya kita sebagai umatNya lebih meningkatkan perhatian kita terhadap sesama kita terlebih mereka yang miskin (atau bahkan diri kita sendiri) baik secara material maupun spriritual (miskin iman & suara hati).

Sebagai manusia biasa, saya sendiri menyadari kurangnya perhatian terhadap “kemiskinan” di sekitar saya. Perubahan pola pikir & sikap hidup di jaman modern seperti sekarang ini sungguh sangat mengkhawatirkan. Kebanyakan dari kita lebih senang memikirkan diri kita sendiri dan tidak peduli terhadap sesama, seakan kita tidak mempunyai tanggung jawab sedikitpun terhadap kesusahan sesama kita. ** Hello?????? **

Tuhan Yesus sendiri mengajarkan kepada kita untuk mengasihi sesama kita lebih dari mengasihi diri kita sendiri (Luk 10:27). Bahkan Dia telah menunjukkan betapa besar kasihNya kepada kita hingga Dia rela disalibkan untuk menebus dosa kita. Seandainya Tuhan Yesus berpikiran sama seperti kita, maka saya yakin Tuhan Yesus tidak akan mau disalib dan membiarkan kita hidup dalam dosa di sepanjang hidup kita. Sungguh luar biasa Kasih Tuhan kita.

Untuk permenungan minggu ini, kita diajak untuk mengenal “Siapakah Sesamaku?”.

Tuhan Yesus di dalam Injil Lukas 10:25-37 kembali dicobai oleh Ahli Taurat yang seringkali bertentangan dengan ajaran-Nya.

Pertanyaan yang diajukan Ahli Taurat : “Siapakah sesamaku?”
Seperti yang kita tau, Ahli Taurat beranggapan bahwa sesama bagi mereka adalah kaum sebangsa, seagama, dan sejalan dengan mereka. Kaum diluar itu adalah orang kafir dan tak pantas untuk ditolong apalagi ditemani. Kalau sudah ada pembatasan seperti itu apakah mungkin Ahli Taurat bisa mengasihi orang sakit dan orang miskin disekitar mereka. Jawabannya tentu TIDAK.

Taukah kalian apa tanggapan Tuhan Yesus. Tuhan Yesus memberikan perumpamaan untuk para ahli Taurat. Dikisahkan ada seorang yang dirampok habis-habisan, dipukul, dan ditinggalkan begitu saja oleh penyamun yang merampoknya. Ketika dia sudah terkapar, ada seorang Imam dan orang Lewi lewat tapi tdk menolong orang itu karena bagi mereka menyentuh mayat (atau orang sekarat) hukumnya najis. Akan tetapi ada orang Samaria (yang merupakan musuh orang Yahudi) dengan penuh belas kasih menolongnya. Tuhan Yesus lalu bertanya pada mereka, “Siapakah yang menjadi sesama bagi orang yg terkapar itu?” Jawab mereka, “Orang yang melakukan belas kasih kepada orang itu.” Lalu jawab Yesus, “Pergilah dan perbuatlah demikian.” Dari perumpamaan itu, Tuhan Yesus ingin supaya Ahli Taurat merubah sikap dan cara pandangnya terhadap sesamanya apalagi terhadap mereka yang menderita. Siapapun itu.

Kasih itu tidak membatasi diri melainkan membuka diri untuk siapa saja.
Kasih mampu melewati batas-batas suku, agama, ras.

Untuk itu, marilah di masa prapaskah ini kita belajar memahami lebih dalam tentang ajaran utama Kitab Suci yaitu Perintah untuk Saling Mengasihi dan benar-benar mewujudkannya dalam perbuatan nyata. Kita harus siap menjadi sesama bagi siapa saja yang membutuhkan pertolongan, bahkan barangkali itu adalah musuh kita. Itulah KASIH yang sesungguhnya.

Pergilah & Perbuatlah Demikian!!!