This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Pro Ecclesia Et Patria

Bila hatimu terasa berat hadapilah dengan senyum. Bila bebanmu terasa berat hadapilah dengan senyum. Bila imanmu terasa goyah hadapilah dengan doa. Bila terangmu terasa redup panggilah nama Kristus.

Minggu, 22 November 2009


Hadapilah Dengan Denang

Yesaya 30:15
Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu."

Kita yang benar-benar percaya kepada Tuhan tidak usah terlalu kuatir masalah . Jangan sampai kekuatiran itu membaut kita bersungut-sungut yang akhirnya menjauhkan diri dari Tuhan. Yang perlu kita lakukan adalah Bertobat, dan tinggal dengan tenang. Yang dimaksud dengan tenang bukan berarti kita tidak bekerja atau melakuhan hal yang selalu bajik atau kebajikan, tetapi suasana hati kita harus tenang. Serahkanlah semuanya kepada Tuhan. Orang yang menyerahkan segala kekuatirannya kepada Tuhan pasti akan merasa tenang. Mengapa kita harus tenang? Karena dengan kondisi tenanglah maka kita dapat berdoa. Kita tidak akan bisa berdoa kalau suasana hati kita kacau. I Petrus 4:7
Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
Dengan bertobat, tenang dan berdoa maka pembelaan Tuhan akan nyata dalam hidup kita. Percayalah bahwa Tuhan akan membuat perbedaan orang yang beribadah dengan orang yang tidak beribadah kepada-Nya (Malekahi 3:18). Oleh sebab itu bagaimanapun sulitnya keadaan saat ini percayalah kepada Tuhan. Mari bertobat, dan tinggal tenang. Serahkan semuanya kepada Tuhan. Nantikan pertolongan-Nya maka tangan pembelaan Tuhan akan dinyatakan sehingga kita terkagum-kagum kepada-Nya dan biarlah segala kemuliaan hanya bagi-Nya. Mazmur 25:3a
Ya, semua orang yang menantikan Engkau takkan mendapat malu;


Doa :
Ya Tuhan, aku percaya kepada-Mu. Aku pegang janji-Mu bahwa orang yang menanti-nantikan Engkau tidak akan mendapat malu. Apapun yang terjadi pada saat ini ajar aku untuk bersabar dan tenang dan menyerahkan semuanya kepada-Mu. Karena aku tahu bahwa pertolongan-Mu akan nyata dalam hidupku. Dalam nama Yesus inilah doaku. Amin.

Mari Bersama-sama Menjaga Pergaulan


Manusia adalah mahluk sosial yang selalu bergantung kepada manusia lainnya. Tidak ada seorang manusia yang sanggup hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Kehidupan manusia dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Orang yang hidup menyendiri akan dipandang aneh, kurang pergaulan. Namun tak jarang, terkadang masa depanpun tergantung dari lingkungan kita. Metode pergaulan semakin meningkat dari zaman-kezaman, seiring dengan berkembangnya mode dan teknologi.

I Korintus 15:33 Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.


Ayat diatas menjelaskan bahwa kebiasaan kita dipengaruhi oleh pergaulan kita. Kebiasaan yang baik bisa rusak karena pergaulan yang buruk. Ini mengingatkan kita betapa besarnya pengaruh pergaulan dalam kehidupan, dengan kata lain kualitas hidup kita ditentukan oleh pergaulan kita.

Mengapa ada orang yang mengkonsumsi narkoba? Karena mereka bergaul dengan orang-orang yang mengkonsumsi narkoba. Demikian juga ada orang yang berperilaku freesex karena mereka bergaul dengan orang-orang yang freesex.

Ada pepatah dunia yang berkata begini “kalau mau sukses, bergabunglah dengan orang-orang sukses”, “kalau mau gagal, bergabunglah dengan orang-orang gagal”.
Pepatah itu memang benar, pola pikir kita biasanya dibentuk oleh orang-orang sekitar. Kalau kita bergabung dengan orang-orang yang berpola pikir negatif, maka kita juga akan cenderung berpikiran negatif.

Bahkan terkadang jodoh yang kita dapatpun tergantung dari pergaulan kita. Jika kita bergaul dengan orang-orang yang senang pergi ke Discotik atau ketempat hiburan lainnya, maka kemungkinan besar kita akan mendapat jodoh yang demikian.
Mau mendapat jodoh anak Tuhan? Yang baik dan taat beribadah?
Jangan cari di discotik, carilah di gereja. Bergaul dan bergabunglah dengan anak-anak Tuhan dan jangan lupa ikut melayani Tuhan, maka Tuhan akan memberikan anaknya untuk menjadi jodoh saudara. Tuhan tidak akan memberikan anaknya menikah dengan orang-orang dunia, terkecuali keputusan anak itu sendiri yang mau menikah dengan orang dunia. Tuhan akan cari jodoh yang seimbang buat anaknya. Itulah sebabnya mengapa Tuhan melarang anak Tuhan berpasangan dengan orang yang tidak seimbang.

2 Korintus 6:14 Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?

Segala Sesuatu Ada Waktunya

...................................................................................................................................................................

"Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun dibawah langit ada waktunya.
Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal

ada waktu untuk
menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam, ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan;

ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun; ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap, ada waktu untuk menari;

ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk; ada waktu untuk
mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi;

ada waktu untuk menyimpan,
ada waktu untuk membuang; ada waktut untuk merobek, ada waktu untuk
menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara; ada
waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk
perang, ada waktu untuk damai…

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.

Aku tahu bahwa untuk mereka tak ada yang lebih baik daripada bersuka-suka dan menikmati kesenangan dalam hidup mereka. Dan bahwa setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jarih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah.

(Pengkotbah 3 :1-13)

Yesus, Menjawab Doaku


Anakku,

Kamu sedang stres karena masalahmu yang super berat Kamu berulang kali berteriak-teriak memanggil nama-Ku Kamu berada dalam puncak bebanmu, seakan-akan dadamu mau meledak Keputusasaan yang memuncak bahkan membuatmu tak sanggup menangis anak-Ku Aku mendengar semuanya itu Aku melihat semuanya itu Aku mengerti semua perasaanmu Aku peduli padamu Aku hanya ingin mengajakmu melihat dari sudut pandang-Ku Stress itu kau butuhkan agar semakin tegar menghadapi dunia Penderitaan itu kau perlukan untuk memperkuat imanmu Bebang itu Ku-taruh di pundakmu agar kau bisa bertoleransi pada sesama Keputusasaan itu Ku-berikan agar kau senantiasa tak sombong dan senantiasa berserah

Aku mengasihimu dengan tulus

Untuk itu, Aku membutuhkan kesadaranmu untuk untuk menjalankan rencanaKu Aku membutuhkan kerelaanmu demi kebaikanmu Dan akhirnya, Aku rindu kasih sayangmu juga

Sabtu, 21 November 2009

Pandangan Hidup Ini


Segala sesuatunya berhulu pada pandangan-hidup. Kita akan menganut prinsip-hidup yang bersesuaian dengannya, dan Kitapun akan menganut pola-pikir yang bersesuaian dengan prinsip-hidup Kita itu. Oleh karenanya berhati-hatilah di dalam mengadopsi sebentuk pandangan-hidup tertetu. Ia akan secara signifikan sangat menentukan jalan-hidup Anda secara keseluruhan. Apapun agama yang kita anut lantaran kelahiran, awalnya, kita mungkin belum punya sebentuk pandangan-hidup tertentu yang pasti. Kita masih menjalani hidup secara coba-coba, dengan meraba-raba. Di dalam menjalaninya selama ini, mungkin kita telah tabrak-sana-tabrak-sini, sampai dengan menemukan sebentuk pandangan-hidup yang rasanya cocok, sesuai dengan kondisi fisiko-mental kita. Namun, kita mesti selalu ingat kalau kendati sesuatu rasanya cocok, ia belum tentu juga baik buat kita. Apa yang kita perlukan untuk menjalani hidup ini bukanlah yang rasanya cocok atau yang kita senangi, melainkan yang baik dan mendatangkan kebaikan buat kita dan orang lain; bahkan bila mungkin, ia juga bisa mendatangkan kebaikan buat sebanyak-banyaknya orang. Disinilah kita perlu amat berhati-hati.

Kondisi fisiko-mental kita selalu berubah-ubah. Sesuatu yang tadinya terasa amat cocok, bisa berubah drastis kini; sesuatu yang kini terasa amat cocok, bisa samasekali tidak cocok besok. Sementara itu pandangan-hidup tidaklah bisa serta-merta dirubah-rubah untuk selalu disesuaikan dengannya. Sekedar untuk bisa menerima dan meresapi suatu pandangan-hidup tertentu saja, tidaklah mudah dan butuh tak sedikit waktu. Singkatnya, kita hendak mengadopsi sesuatu yang tidak sekedar rasanya cocok, namun yang jelas-jelas baik buat kita dan sebanyak-banyaknya orang. Tapi jangan salah lagi disini; sesuatu yang baik buat sebanyak-banyaknya orang, bukan saja belum tentu baik juga buat kita, namun ia tidak berarti bahwa kita harus ikut-ikutan menganut pandangan-hidup yang dianut oleh banyak orang. Sebab, sangat boleh jadi mereka menganutnya hanya lantaran terlahir dan terjebak di lingkungan penganut pandangan-hidup itu, atau sekedar ikut-ikutan saja.

Yang menganut pandangan-hidup tertentu, akan menganut prinsip-hidup tertentu. Prinsip-hidup inilah yang selalu akan menjadi orientasi-utama seseorang di dalam menjalani hidupnya. Misalnya, seseorang yang menganut pandangan bahwasanya hidup ini sebagai kesempatan-emas untuk meningkatkan martabat-kelahirannya, maka ia akan berprinsip memanfaatkan sebaik-baiknya setiap peluang dan kesempatan guna mengisi kesempatan-emas ini, dimana setiap pemikiran, ucapan dan tindakannya akan selalu ia orientasikan pada yang baik dan bermanfaat untukmeningkatkan martabat-kelahirannya. Lain lagi halnya dengan mereka yang menganut pandangan bahwasanya hidup ini hanya sekali saja, misalnya. Mereka ini bisa saja juga berprinsip memanfaatkan sebaik-baiknya setiap peluang dan kesempatan yang ada, namun guna memperkaya diri sehingga bisa bersenang-senang, bisa memenuhi setiap keinginannya, bisa memuaskan setiap dorongan nafsu-idriawinya. Semua ini mereka lakukan atas-nama menikmati hidup yang hanya sekali ini saja. Itulah yang menjadi orientasi-utama dari setiap pemikiran, ucapan dan tindakan mereka; itulah yang menjadi orientasi-utamanya di dalam menjalani kehidupannya ini.

Orientasi-utama seseorang di dalam menjalani kehidupannya dengan jelas mengekspresikan tujuan-hidup-nya, tujuan yang ia tetapkan berdasarkan pandangan-hidup-nya. Jadi semakin jelas bagi kita kini keterkaitan-erat antara pandangan-hidup, prinsip-hidup, jalan-hidup dan tujuan-hidup. Disadari atau tidak, setiap orang akan selalu berjalan mengarah kepada tujuannya masing-masing. Terlepas dari ras, kebangsaan, etnis, agama, jender, usia, tingkat pendidikan, bidang profesi pun kepribadian masing-masing orang”yang menentukan bagaimana caranya meraih tujuan-hidup-nya itu”rumusan ini tetap berlaku. Ia bersifat universal. Makanya, di dalam memilih, terlebih lagi memilih sebentuk pandangan-hidup”yang nantinya akan sangat menentukan jalan-hidup kita, kita perlu melengkapi diri dengan kemampuan memilah-milah antara yang baik dan yang buruk, antara yang benar dengan yang salah, antara yang asli dan yang palsu, antara yang sejati dan yang semu. Umumnya, kemampuan ini kita peroleh dari pengalaman dan pengetahuan kita. Namun, hanya mengandalkan pengalaman dan pengetahuan kita”yang sangat terbatas”saja, hanya untuk memperoleh kemampuan memilah-milah ini saja, bisa menghabiskan seluruh usia kita. Lantas kapan kita sempat menetapkan suatu pandangan-hidup tertentu untuk dijalani?

Surat Wasiat

KETAMAKAN

Lukas 12:13-21

“Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan ....”

(Luk. 12:15)

Satu kelemahan dari zaman kita ialah ketidakmampuan yang mencolok untuk membedakan kebutuhan dan ketamakan, demikian ujar Don Robinson, seorang pebisnis.

Seseorang tiba-tiba datang kepada Yesus dan meminta-Nya untuk membantu masalah yang sedang dihadapinya, yakni soal warisan keluarga. Namun Yesus rupanya tidak mau campur tangan dalam persoalan pembagian harta warisan tersebut. Ia justru mengajar orang banyak tentang bagaimana bersikap terhadap harta dan godaan ketamakan. Ia menceritakan perumpamaan tentang seorang yang sangat berlimpah harta bendanya, yang berencana merombak lumbung-lumbungnya lebih besar agar bisa menyimpan harta bendanya yang banyak tersebut. Sama sekali tidak ada dalam pikirannya bahwa di sekelilingnya ada banyak orang yang mati karena kelaparan. Yang ada dalam pikirannya hanyalah menimbun, menimbun, dan menimbun segala kekayaannya. Ia lupa, bahwa malam itu juga ia bisa berhadapan dengan kematian.

Tuhan Yesus tidak menentang seseorang bekerja untuk menjadi kaya. Bukan kekayaan manusia, tetapi ketamakan manusia yang ditentang-Nya. Ketamakan akan merintangi seseorang untuk berbagi kepunyaannya demi menolong sesamanya yang membutuhkan. Pernahkah kita merasa menyesal ketika memberikan uang kita demi menolong orang lain yang menderita? Kalau kita menjawab Ya, hati-hati, godaan ketamakan mulai mengintai kita.

DOA:

Bapa, sadarkan kami untuk tidak menjadi tamak. Amin

Kamis, 19 November 2009

Search Jalan LurusMu


Kehidupan kita manusia memang terdapat bermacam-macam jalan. Jalan yang ditentukan sendiri oleh manusia berdasarkan keinginan dan tuntutan-tuntutan pribadi, jalan yang dilalui oleh masyarakat dan rakyat, jalan yang dilewati oleh orang-orang tua dan orang-orang bijak kita, jalan yang digariskan untuk masyarakat dan penguasa , jalan kelezatan lahiriyah duniawi, atau jalan pengasingan diri dari segala bentuk aktifitas sosial. semua adalah pilihan kita untuk mengikutinya.

Mencoba menterjemahkan maksud dari jalan lurus adalah jalan tengah dan moderat. Jalan yang lurus berarti jalan kesimbangan dan kemoderatan di dalam segala urusan, dan keterjauhan dari segala bentuk ekstrimitas. Sebagian orang dalam menerima pokok-pokok keimanan, mengalami penyimpangan, sementara sebagian yang lain dalam amal perbuatan dan akhlak, dan yang lain menisbahkan segala perbuatan kepada Tuhan, sehingga menurut mereka manusia tak lagi memiliki kehendak atau peran dalam menentukan nasib sendiri; sedangkan orang lain ada pula yang menganggap dirinyalah yang menentukan segala urusan dan setiap pekerjaan, sehingga menurut mereka Tuhan tak lagi memiliki peran sama sekali dalam hal itu.

Dalam hidup dan memilih jalan hidup juga dalam berusaha bertahan untuk tetap berada di atas jalan yang lurus, kita harus memohon pertolongan dari Tuhan. Karena kita selalu berada dalam ancaman kekeliruan dan ketersesatan. Dan jangan dikira bahwa jika selama ini kita tak pernah mengalami kesesatan dan penyimpangan lalu kita akan selamnya berada di atas jalan kehidupan yang lurus. Betapa banyak diantara kita, manusia, yang telah melewati sebagian umurnya dengan iman, namun ketika telah memperoleh kekayaan atau pengkat kedudukan, maka ia melupakan Tuhan.

YA Tuhan ku, Tunjukan diri ini jalan yang lurus, walau seribu coba dan goda datang silih berganti beri petunjuk agar akhir hidup hamba menjadi baik, itulah salah satu doa yang selalu saya panjatkan setiap berdoa. ketika seorang berjalan dalam jalan yang lurus akan datang seribu coba dan Godaan. Cobaan akan kesenangan dan kesusahaan, walau sebenarnya semua itu adalah semu.

Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati


Manusia dididik sejak kecil untuk menjadi orang yang berguna, pintar dan mampu menyelesaikan segala persoalan yang dihadapinya dengan penuh tanggung jawab ketika mereka beranjak menjadi dewasa. Berbagai macam pendidikan juga ditempuh agar kemampuan berpikir mereka dapat meningkat sehingga bisa meraih posisi yang cukup tinggi dalam pekerjaannya masing-masing. Semakin banyak ilmu yang mereka dapatkan, semakin tinggi pula kemampuan dari cara berpikir mereka. Ini akan membuat mereka dapat diterima secara layak dalam posisi yang cukup strategis.

Menjadi pintar dan mendapat posisi yang tinggi bukanlah sesuatu yang membuat umat Tuhan berdosa di hadapanNya. Yang terpenting di atas segalanya adalah kita dapat tetap menjaga agar hati kita bersih di hadapanNya. Jangan sampai kepintaran dan kemampuan yang kita miliki membuat jalan kita menjauh daripada Tuhan. Seringkali kepintaran manusia membuat manusia berpikir bahwa setiap keputusan yang diambilnya adalah benar. Kepintaran manusia dapat membutakan mata hatinya sehingga mereka tidak dapat melihat bahwa jalan yang diambilnya adalah salah. Posisi atau kedudukan yang tinggi juga dapat membuat manusia menjadi sombong atas apa yang telah diperolehnya, sehingga tanpa sadar mereka menempuh jalan yang telah menyimpang dari Tuhan.