This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Pro Ecclesia Et Patria

Bila hatimu terasa berat hadapilah dengan senyum. Bila bebanmu terasa berat hadapilah dengan senyum. Bila imanmu terasa goyah hadapilah dengan doa. Bila terangmu terasa redup panggilah nama Kristus.

Senin, 21 Desember 2009


Sst,
Bayi itu tidur
Dalam buaian ibu-Nya yang penuh kasih.
Malam sunyi,
Dan hewan ternak dalam kandang mendekam
Diam menyembah tanpa suara

Sst,
Dunia tertidur
Dalam mimpi bayi Yesus yang penuh kasih ini.
Hati kita tenang
Dan pikiran kita yang bercabang
Segera tenang dalam penyembahan yang tiada batasnya

Tidurlah, Nak, tidurlah
Tidur dalam kekudusan-Mu.
Tidurlah, bumi, tidurlah
Dalam perlindungan Tuhan

Dengungan Lonceng Gereja

LoNCenG naTAL
Saya mendengar lonceng berdentang pada hari Natal
Lagu-lagu Natal yang sudah dikenal,
Betapa nyaring dan merdunya kata-kata yang terdengar lagi
Damai sejahtera di bumi,
Di antara manusia yang berkenan kepada-Nya!
Saya berpikir, seandainya pada hari Natal,
semua lonceng yang tergantung di menara gereja
Memainkan lagu tanpa hentinya
Damai sejahtera di bumi,
Di antara manusia yang berkenan kepada-Nya!
Dan dalam keputusasaan saya menundukkan kepala;
"Tidak ada damai di bumi," kataku;
"Karena kebencian ada di mana-mana, dan mengejek lagu
tentang
Damai sejahtera di bumi,
Di antara manusia yang berkenan kepada-Nya!"
Tetapi suara lonceng yang berdentang bergema semakin kuat:
"Tuhan tidak mati atau tertidur!
Yang jahat akan jatuh, yang benar akan menang,
Damai sejahtera di bumi,
Di antara manusia yang berkenan kepada-Nya!"
Lonceng terus berbunyi, berdentang,
Bumi berputar dari malam hingga pagi,
Suara, lonceng, nyanyian agung, terdengar merdu,
Damai sejahtera di bumi,
Di antara manusia yang berkenan kepada-Nya!


MAUKAH ENGKAU?


"Maukah engkau menggendong bayi ini?"
Maria yang lembut mungkin berkata begitu
Kepada gembala-gembala yang sedang berlutut
Di sisi tempat tidur bayi yang kudus.

"Maukah engkau menggendong bayi ini?"
Dia mungkin berkata begitu kepada orang-orang tua
Kepada orang-orang majus yang mempersembahkan
Emas, kemenyan, dan mur kepada-Nya.

"Maukah engkau menggendong bayi ini?"
Ia mungkin berkata begitu kepada kita
"Menyimpan semangat dan berkat Natal
Jauh di lubuk hatimu?"

Minggu, 06 Desember 2009

seDiH


hemmm…mmmm…biarlah kutarik nafas panjang ini…..beri aku sedikit rongga berfikir agar aku dapat menyampaikan apa yang ada dihatiku saat ini.

ketika aku menuliskan apa yang tiba-tiba aku rasakan jam di pergelangan tanganku berada pada 16.07 wib…entah….tiba-tiba aku merasakan begitu sedih..kesedihan itu dengan lembut mendekapku…hingga meskipun dengan menghentak aku tetap tak mampu untuk lepas….telah kulakukan beberapa kali dan hasilnya aku merasakan bahwa aku semakin dalam terbenam dalam sebuah rasa sedih yang kurasakan…..ini adalah bagian yang harus aku terima, untuk itu aku putuskan untuk mencoba menikmati kesedihan itu…kunikmati kesedihan itu sambil mendengarkan lagu juga kutuliskan dalam blog ini….

….entah kenapa sangat sulit sekali untuk melepaskan apa yang aku rasakan terhadapmu, meskipun aku begitu mengerti bahwa mempertahankan apa yang aku rasakan sama dengan mengukir kesedihan dihatiku sendiri. Sampai saat ini aku aku tidak berhasil membunuh apa yang aku rasakan terhadapmu, dapat ku-akui aku memang tidak memiliki kemampuan untuk melakukan hal tersebut, perasaan sayang yang berada dalam hatiku terlalu besar dan telah mengalahkan semua kekerasan hatiku untuk bersikap kejam pada diriku sendiri…perasaan sayang yang begitu besar dihatiku selalu memaksaku untuk memperjuangkan perasaan hati untuk sebuah kebahagian yang begitu samar terlihat dari sudut pandangku…..hmmmmmmm….sebegitu rapuhnya aku…..

Pada satu sisi aku begitu ingin terlepas dari apa-apa yang telah membuat aku sedih, menghentikan apa yang aku rasakan terhadapmu, berlari dari apa yang ada dihadapan perasaanku saat ini, bahkan ingin sekali aku membunuh apa yang aku rasakan, menenggelamkan kemudian membenamkannya pada dasar yang begitu dalam dan pada akhirnya kau melupakan dengan begitu abadi…ah jika saja itu bisa dilakukan….sangat sulit sekali dan aku tidak akan pernah sampai pada keinginan mustahil seperti itu

Minggu, 22 November 2009


Hadapilah Dengan Denang

Yesaya 30:15
Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu."

Kita yang benar-benar percaya kepada Tuhan tidak usah terlalu kuatir masalah . Jangan sampai kekuatiran itu membaut kita bersungut-sungut yang akhirnya menjauhkan diri dari Tuhan. Yang perlu kita lakukan adalah Bertobat, dan tinggal dengan tenang. Yang dimaksud dengan tenang bukan berarti kita tidak bekerja atau melakuhan hal yang selalu bajik atau kebajikan, tetapi suasana hati kita harus tenang. Serahkanlah semuanya kepada Tuhan. Orang yang menyerahkan segala kekuatirannya kepada Tuhan pasti akan merasa tenang. Mengapa kita harus tenang? Karena dengan kondisi tenanglah maka kita dapat berdoa. Kita tidak akan bisa berdoa kalau suasana hati kita kacau. I Petrus 4:7
Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
Dengan bertobat, tenang dan berdoa maka pembelaan Tuhan akan nyata dalam hidup kita. Percayalah bahwa Tuhan akan membuat perbedaan orang yang beribadah dengan orang yang tidak beribadah kepada-Nya (Malekahi 3:18). Oleh sebab itu bagaimanapun sulitnya keadaan saat ini percayalah kepada Tuhan. Mari bertobat, dan tinggal tenang. Serahkan semuanya kepada Tuhan. Nantikan pertolongan-Nya maka tangan pembelaan Tuhan akan dinyatakan sehingga kita terkagum-kagum kepada-Nya dan biarlah segala kemuliaan hanya bagi-Nya. Mazmur 25:3a
Ya, semua orang yang menantikan Engkau takkan mendapat malu;


Doa :
Ya Tuhan, aku percaya kepada-Mu. Aku pegang janji-Mu bahwa orang yang menanti-nantikan Engkau tidak akan mendapat malu. Apapun yang terjadi pada saat ini ajar aku untuk bersabar dan tenang dan menyerahkan semuanya kepada-Mu. Karena aku tahu bahwa pertolongan-Mu akan nyata dalam hidupku. Dalam nama Yesus inilah doaku. Amin.

Mari Bersama-sama Menjaga Pergaulan


Manusia adalah mahluk sosial yang selalu bergantung kepada manusia lainnya. Tidak ada seorang manusia yang sanggup hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Kehidupan manusia dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Orang yang hidup menyendiri akan dipandang aneh, kurang pergaulan. Namun tak jarang, terkadang masa depanpun tergantung dari lingkungan kita. Metode pergaulan semakin meningkat dari zaman-kezaman, seiring dengan berkembangnya mode dan teknologi.

I Korintus 15:33 Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.


Ayat diatas menjelaskan bahwa kebiasaan kita dipengaruhi oleh pergaulan kita. Kebiasaan yang baik bisa rusak karena pergaulan yang buruk. Ini mengingatkan kita betapa besarnya pengaruh pergaulan dalam kehidupan, dengan kata lain kualitas hidup kita ditentukan oleh pergaulan kita.

Mengapa ada orang yang mengkonsumsi narkoba? Karena mereka bergaul dengan orang-orang yang mengkonsumsi narkoba. Demikian juga ada orang yang berperilaku freesex karena mereka bergaul dengan orang-orang yang freesex.

Ada pepatah dunia yang berkata begini “kalau mau sukses, bergabunglah dengan orang-orang sukses”, “kalau mau gagal, bergabunglah dengan orang-orang gagal”.
Pepatah itu memang benar, pola pikir kita biasanya dibentuk oleh orang-orang sekitar. Kalau kita bergabung dengan orang-orang yang berpola pikir negatif, maka kita juga akan cenderung berpikiran negatif.

Bahkan terkadang jodoh yang kita dapatpun tergantung dari pergaulan kita. Jika kita bergaul dengan orang-orang yang senang pergi ke Discotik atau ketempat hiburan lainnya, maka kemungkinan besar kita akan mendapat jodoh yang demikian.
Mau mendapat jodoh anak Tuhan? Yang baik dan taat beribadah?
Jangan cari di discotik, carilah di gereja. Bergaul dan bergabunglah dengan anak-anak Tuhan dan jangan lupa ikut melayani Tuhan, maka Tuhan akan memberikan anaknya untuk menjadi jodoh saudara. Tuhan tidak akan memberikan anaknya menikah dengan orang-orang dunia, terkecuali keputusan anak itu sendiri yang mau menikah dengan orang dunia. Tuhan akan cari jodoh yang seimbang buat anaknya. Itulah sebabnya mengapa Tuhan melarang anak Tuhan berpasangan dengan orang yang tidak seimbang.

2 Korintus 6:14 Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?

Segala Sesuatu Ada Waktunya

...................................................................................................................................................................

"Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun dibawah langit ada waktunya.
Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal

ada waktu untuk
menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam, ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan;

ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun; ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap, ada waktu untuk menari;

ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk; ada waktu untuk
mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi;

ada waktu untuk menyimpan,
ada waktu untuk membuang; ada waktut untuk merobek, ada waktu untuk
menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara; ada
waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk
perang, ada waktu untuk damai…

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.

Aku tahu bahwa untuk mereka tak ada yang lebih baik daripada bersuka-suka dan menikmati kesenangan dalam hidup mereka. Dan bahwa setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jarih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah.

(Pengkotbah 3 :1-13)

Yesus, Menjawab Doaku


Anakku,

Kamu sedang stres karena masalahmu yang super berat Kamu berulang kali berteriak-teriak memanggil nama-Ku Kamu berada dalam puncak bebanmu, seakan-akan dadamu mau meledak Keputusasaan yang memuncak bahkan membuatmu tak sanggup menangis anak-Ku Aku mendengar semuanya itu Aku melihat semuanya itu Aku mengerti semua perasaanmu Aku peduli padamu Aku hanya ingin mengajakmu melihat dari sudut pandang-Ku Stress itu kau butuhkan agar semakin tegar menghadapi dunia Penderitaan itu kau perlukan untuk memperkuat imanmu Bebang itu Ku-taruh di pundakmu agar kau bisa bertoleransi pada sesama Keputusasaan itu Ku-berikan agar kau senantiasa tak sombong dan senantiasa berserah

Aku mengasihimu dengan tulus

Untuk itu, Aku membutuhkan kesadaranmu untuk untuk menjalankan rencanaKu Aku membutuhkan kerelaanmu demi kebaikanmu Dan akhirnya, Aku rindu kasih sayangmu juga

Sabtu, 21 November 2009

Pandangan Hidup Ini


Segala sesuatunya berhulu pada pandangan-hidup. Kita akan menganut prinsip-hidup yang bersesuaian dengannya, dan Kitapun akan menganut pola-pikir yang bersesuaian dengan prinsip-hidup Kita itu. Oleh karenanya berhati-hatilah di dalam mengadopsi sebentuk pandangan-hidup tertetu. Ia akan secara signifikan sangat menentukan jalan-hidup Anda secara keseluruhan. Apapun agama yang kita anut lantaran kelahiran, awalnya, kita mungkin belum punya sebentuk pandangan-hidup tertentu yang pasti. Kita masih menjalani hidup secara coba-coba, dengan meraba-raba. Di dalam menjalaninya selama ini, mungkin kita telah tabrak-sana-tabrak-sini, sampai dengan menemukan sebentuk pandangan-hidup yang rasanya cocok, sesuai dengan kondisi fisiko-mental kita. Namun, kita mesti selalu ingat kalau kendati sesuatu rasanya cocok, ia belum tentu juga baik buat kita. Apa yang kita perlukan untuk menjalani hidup ini bukanlah yang rasanya cocok atau yang kita senangi, melainkan yang baik dan mendatangkan kebaikan buat kita dan orang lain; bahkan bila mungkin, ia juga bisa mendatangkan kebaikan buat sebanyak-banyaknya orang. Disinilah kita perlu amat berhati-hati.

Kondisi fisiko-mental kita selalu berubah-ubah. Sesuatu yang tadinya terasa amat cocok, bisa berubah drastis kini; sesuatu yang kini terasa amat cocok, bisa samasekali tidak cocok besok. Sementara itu pandangan-hidup tidaklah bisa serta-merta dirubah-rubah untuk selalu disesuaikan dengannya. Sekedar untuk bisa menerima dan meresapi suatu pandangan-hidup tertentu saja, tidaklah mudah dan butuh tak sedikit waktu. Singkatnya, kita hendak mengadopsi sesuatu yang tidak sekedar rasanya cocok, namun yang jelas-jelas baik buat kita dan sebanyak-banyaknya orang. Tapi jangan salah lagi disini; sesuatu yang baik buat sebanyak-banyaknya orang, bukan saja belum tentu baik juga buat kita, namun ia tidak berarti bahwa kita harus ikut-ikutan menganut pandangan-hidup yang dianut oleh banyak orang. Sebab, sangat boleh jadi mereka menganutnya hanya lantaran terlahir dan terjebak di lingkungan penganut pandangan-hidup itu, atau sekedar ikut-ikutan saja.

Yang menganut pandangan-hidup tertentu, akan menganut prinsip-hidup tertentu. Prinsip-hidup inilah yang selalu akan menjadi orientasi-utama seseorang di dalam menjalani hidupnya. Misalnya, seseorang yang menganut pandangan bahwasanya hidup ini sebagai kesempatan-emas untuk meningkatkan martabat-kelahirannya, maka ia akan berprinsip memanfaatkan sebaik-baiknya setiap peluang dan kesempatan guna mengisi kesempatan-emas ini, dimana setiap pemikiran, ucapan dan tindakannya akan selalu ia orientasikan pada yang baik dan bermanfaat untukmeningkatkan martabat-kelahirannya. Lain lagi halnya dengan mereka yang menganut pandangan bahwasanya hidup ini hanya sekali saja, misalnya. Mereka ini bisa saja juga berprinsip memanfaatkan sebaik-baiknya setiap peluang dan kesempatan yang ada, namun guna memperkaya diri sehingga bisa bersenang-senang, bisa memenuhi setiap keinginannya, bisa memuaskan setiap dorongan nafsu-idriawinya. Semua ini mereka lakukan atas-nama menikmati hidup yang hanya sekali ini saja. Itulah yang menjadi orientasi-utama dari setiap pemikiran, ucapan dan tindakan mereka; itulah yang menjadi orientasi-utamanya di dalam menjalani kehidupannya ini.

Orientasi-utama seseorang di dalam menjalani kehidupannya dengan jelas mengekspresikan tujuan-hidup-nya, tujuan yang ia tetapkan berdasarkan pandangan-hidup-nya. Jadi semakin jelas bagi kita kini keterkaitan-erat antara pandangan-hidup, prinsip-hidup, jalan-hidup dan tujuan-hidup. Disadari atau tidak, setiap orang akan selalu berjalan mengarah kepada tujuannya masing-masing. Terlepas dari ras, kebangsaan, etnis, agama, jender, usia, tingkat pendidikan, bidang profesi pun kepribadian masing-masing orang”yang menentukan bagaimana caranya meraih tujuan-hidup-nya itu”rumusan ini tetap berlaku. Ia bersifat universal. Makanya, di dalam memilih, terlebih lagi memilih sebentuk pandangan-hidup”yang nantinya akan sangat menentukan jalan-hidup kita, kita perlu melengkapi diri dengan kemampuan memilah-milah antara yang baik dan yang buruk, antara yang benar dengan yang salah, antara yang asli dan yang palsu, antara yang sejati dan yang semu. Umumnya, kemampuan ini kita peroleh dari pengalaman dan pengetahuan kita. Namun, hanya mengandalkan pengalaman dan pengetahuan kita”yang sangat terbatas”saja, hanya untuk memperoleh kemampuan memilah-milah ini saja, bisa menghabiskan seluruh usia kita. Lantas kapan kita sempat menetapkan suatu pandangan-hidup tertentu untuk dijalani?

Surat Wasiat

KETAMAKAN

Lukas 12:13-21

“Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan ....”

(Luk. 12:15)

Satu kelemahan dari zaman kita ialah ketidakmampuan yang mencolok untuk membedakan kebutuhan dan ketamakan, demikian ujar Don Robinson, seorang pebisnis.

Seseorang tiba-tiba datang kepada Yesus dan meminta-Nya untuk membantu masalah yang sedang dihadapinya, yakni soal warisan keluarga. Namun Yesus rupanya tidak mau campur tangan dalam persoalan pembagian harta warisan tersebut. Ia justru mengajar orang banyak tentang bagaimana bersikap terhadap harta dan godaan ketamakan. Ia menceritakan perumpamaan tentang seorang yang sangat berlimpah harta bendanya, yang berencana merombak lumbung-lumbungnya lebih besar agar bisa menyimpan harta bendanya yang banyak tersebut. Sama sekali tidak ada dalam pikirannya bahwa di sekelilingnya ada banyak orang yang mati karena kelaparan. Yang ada dalam pikirannya hanyalah menimbun, menimbun, dan menimbun segala kekayaannya. Ia lupa, bahwa malam itu juga ia bisa berhadapan dengan kematian.

Tuhan Yesus tidak menentang seseorang bekerja untuk menjadi kaya. Bukan kekayaan manusia, tetapi ketamakan manusia yang ditentang-Nya. Ketamakan akan merintangi seseorang untuk berbagi kepunyaannya demi menolong sesamanya yang membutuhkan. Pernahkah kita merasa menyesal ketika memberikan uang kita demi menolong orang lain yang menderita? Kalau kita menjawab Ya, hati-hati, godaan ketamakan mulai mengintai kita.

DOA:

Bapa, sadarkan kami untuk tidak menjadi tamak. Amin

Kamis, 19 November 2009

Search Jalan LurusMu


Kehidupan kita manusia memang terdapat bermacam-macam jalan. Jalan yang ditentukan sendiri oleh manusia berdasarkan keinginan dan tuntutan-tuntutan pribadi, jalan yang dilalui oleh masyarakat dan rakyat, jalan yang dilewati oleh orang-orang tua dan orang-orang bijak kita, jalan yang digariskan untuk masyarakat dan penguasa , jalan kelezatan lahiriyah duniawi, atau jalan pengasingan diri dari segala bentuk aktifitas sosial. semua adalah pilihan kita untuk mengikutinya.

Mencoba menterjemahkan maksud dari jalan lurus adalah jalan tengah dan moderat. Jalan yang lurus berarti jalan kesimbangan dan kemoderatan di dalam segala urusan, dan keterjauhan dari segala bentuk ekstrimitas. Sebagian orang dalam menerima pokok-pokok keimanan, mengalami penyimpangan, sementara sebagian yang lain dalam amal perbuatan dan akhlak, dan yang lain menisbahkan segala perbuatan kepada Tuhan, sehingga menurut mereka manusia tak lagi memiliki kehendak atau peran dalam menentukan nasib sendiri; sedangkan orang lain ada pula yang menganggap dirinyalah yang menentukan segala urusan dan setiap pekerjaan, sehingga menurut mereka Tuhan tak lagi memiliki peran sama sekali dalam hal itu.

Dalam hidup dan memilih jalan hidup juga dalam berusaha bertahan untuk tetap berada di atas jalan yang lurus, kita harus memohon pertolongan dari Tuhan. Karena kita selalu berada dalam ancaman kekeliruan dan ketersesatan. Dan jangan dikira bahwa jika selama ini kita tak pernah mengalami kesesatan dan penyimpangan lalu kita akan selamnya berada di atas jalan kehidupan yang lurus. Betapa banyak diantara kita, manusia, yang telah melewati sebagian umurnya dengan iman, namun ketika telah memperoleh kekayaan atau pengkat kedudukan, maka ia melupakan Tuhan.

YA Tuhan ku, Tunjukan diri ini jalan yang lurus, walau seribu coba dan goda datang silih berganti beri petunjuk agar akhir hidup hamba menjadi baik, itulah salah satu doa yang selalu saya panjatkan setiap berdoa. ketika seorang berjalan dalam jalan yang lurus akan datang seribu coba dan Godaan. Cobaan akan kesenangan dan kesusahaan, walau sebenarnya semua itu adalah semu.

Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati


Manusia dididik sejak kecil untuk menjadi orang yang berguna, pintar dan mampu menyelesaikan segala persoalan yang dihadapinya dengan penuh tanggung jawab ketika mereka beranjak menjadi dewasa. Berbagai macam pendidikan juga ditempuh agar kemampuan berpikir mereka dapat meningkat sehingga bisa meraih posisi yang cukup tinggi dalam pekerjaannya masing-masing. Semakin banyak ilmu yang mereka dapatkan, semakin tinggi pula kemampuan dari cara berpikir mereka. Ini akan membuat mereka dapat diterima secara layak dalam posisi yang cukup strategis.

Menjadi pintar dan mendapat posisi yang tinggi bukanlah sesuatu yang membuat umat Tuhan berdosa di hadapanNya. Yang terpenting di atas segalanya adalah kita dapat tetap menjaga agar hati kita bersih di hadapanNya. Jangan sampai kepintaran dan kemampuan yang kita miliki membuat jalan kita menjauh daripada Tuhan. Seringkali kepintaran manusia membuat manusia berpikir bahwa setiap keputusan yang diambilnya adalah benar. Kepintaran manusia dapat membutakan mata hatinya sehingga mereka tidak dapat melihat bahwa jalan yang diambilnya adalah salah. Posisi atau kedudukan yang tinggi juga dapat membuat manusia menjadi sombong atas apa yang telah diperolehnya, sehingga tanpa sadar mereka menempuh jalan yang telah menyimpang dari Tuhan.



Kamis, 25 Juni 2009

PENCERAHAN

Banyak definisi tentang pencerahan/enlightenment yang berkembang dimasyarakat, salah satunya Immanuel Kant, yang memberi definisi pencerahan sebagai : keluarnya manusia dari ketidakmatangan yang diciptakannya sendiri. Sedangkan ketidakmatangan adalah ketidakmampuan seseorang menggunakan akal-pikirannya tanpa bantuan orang lain. Ketidakmatangan semacam ini terjadi bukan karena kurangnya daya pikir, tetapi karena kurangnya determinasi dan keberanian menggunakan pemahaman sendiri. Motto pencerahan, dengan demikian, adalah Sapere aude! Beranilah menggunakan pemahaman sendiri! (Kant, What is Enlightenment?, 1990).

Dari definisi ini kita melihat bahwa Kant menganggap pencerahan bukan semata-mata kondisi intelektual di mana seseorang merasa terbebaskan berpikir dan bertindak, tetapi yang terpenting adalah bahwa pencerahan itu berarti kematangan berpikir dan sanggup melakukannya sendiri tanpa bantuan orang lain. Yang dimaksud “bantuan orang lain” di sini adalah penggunaan otoritas luar secara berlebihan sehingga menghalangi seseorang berpikir independen. Inti pencerahan bukanlah pemikiran itu sendiri, tetapi bagaimana seseorang berani menggunakan akal-pikirannya (sapere aude!).

Pendapat lain mendefinisikan Pencerahan sebagai suatu pengalaman yang dipicu oleh stimulus dari luar kemudian terjadi proses kematangan kesadaran akan kebenaran, pemahaman nyata, perbaikan diri , adanya sesuatu yang agung/luarbiasa/diluar nalar dan logika yang menimbulkan perbaikan diri dan terbukanya pola pikir dan bertindak yang baru akan konsep diri, hidup, Ketuhanan, lingkungan dan universal yang bersifat mikrokosmos dan makrokosmos.

Seringkali kita dihadapkan pada suatu masalah/pilihan/kebimbangan dan keraguan yang membawa diri kita pada suatu dilema dan mempertanyakan mengapa semua masalah/pilihan/kebimbangan/keraguan ini terjadi pada diri kita? Bahkan ada pertanyaan siapakah yang mengatur semua kejadian (misal, kita tidak pernah meminta jadi pria/wanita) dan rahasia alam ini? Atau belum adanya pemahaman dan kesadaran atas konsep kepasrahan serta keiklasan diri pribadi yang sering menimbulkan keresahan, ego, emosi negatif dan konflik diri.

Beberapa pemahaman yang berdasarkan ritual, turun temurun atau tradisi, ataupun suatu dogma membawa kepada suatu perubahan pada pola berpikir yang kini mulai banyak dipertanyakan, mulai berani dikupas, di ulas dalam berbagai tulisan, diskusi kelompok maupun dalam berbagai seminar. Semua ini merupakan cerminan adanya suatu perubahan pola pikir dan pemahaman baru yang boleh dibilang sebagai suatu pencerahan.

Jadi pencerahan disini bisa diartikan sebagai munculnya pemahaman baru, pengertian baru, menjadi manusia baru, cara pandang baru ataupun suatu perubahan mendasar dari cara-cara lama ke cara pandang dan pemahaman baru yang bersifat membangun /memberi suatu pelajaran (instructive).

Pencerahan/enlightenment menjadi momok yang banyak dibicarakan dan dikejar karena adanya realitas baru dalam tatanan sosial masyarakat yang mulai sadar arti keberagaman, peningkatan spiritual, kesadaran pribadi dan hukum universal. Kesadaran tentang diri pribadi sebagai manusia yang ingin meningkatkan kualitas hidup dan spiritualnya, kesadaran akan keesaan Tuhan dan realitas alam semesta beserta semua rahasiaNya, kesadaran akan peningkatan pengetahuan dan semua hukum universal yang membawa manusia kepada pencerahan.

Melalui pengetahuan yang terus berkembang banyak hal, tradisi, dogma2, realitas spiritual, rahasia alam semesta dan universal mulai terkuak atau terbuka baik melalui seminar2, forum diskusi, meditasi ataupun pengalaman nyata, semua hal yang dulunya terselubungi menjadi lebih jelas dan terbuka. Manusia mulai membangkitkan pengetahuan dirinya untuk menggunakan nalar dan akal bebasnya sehingga mendapatkan suatu pemahaman baru yang terbebas dari intervensi pihak lain.

Pencerahan mendasar dalam diri pribadi dapat diawali dengan munculnya kesadaran akan misi hidup di dunia saat ini, kesadaran bagaimana ego diri harus dinihilkan dan di satukan dengan ego ilahi untuk bisa mencapai kebahagiaan tak terbatas, kesadaran akan hikmah atas suatu kejadian, kemampuan pengendalian diri dan mempertahankan sikap pasrah dan iklas, kesadaran untuk bersikap welas asih termasuk dalam pencerahan terhadap konsep diri pribadi.(bab 1)

Seperti yang dialami oleh seorang sahabat yang baru pertama kalinya merasakan arti kenikmatan hidup berbagi. Dimana pengalaman ini terjadi begitu saja dalam kesehariannya yang tidak di sadari membawa perubahan dalam dirinya. Suatu pencerahan.

Begini, pada suatu minggu siang sahabat saya sedang berjalan menyusuri kompleks pertokoan onderdil dan assesories kendaraan bersama anak lelakinya yang berusia sepuluh tahunan. Setelah cukup lama berjalan menyusuri pertokoan tersebut dan telah mendapatkan apa yang dicarinya, tiba-tiba sang anak meminta uang sebesar lima ribu rupiah. Sang ayah tentu saja heran dan bertanya untuk apa uang tersebut ? Sang anak menyebut untuk membeli sebungkus roti manis seharga tiga ribu rupiah dan sebotol air mineral dari pedagang asongan yang ada disampingnya. Sang ayah tidak memberi dengan mengatakan : Nak, tahanlah laparmu , sebentar lagi kita akan makan di restaurant X ( sambil menyebut restaurant franchaise yang sangat terkenal). Roti tadi itu murah, pasti tidak enak nak, dan pasti tidak bergizi. Begitu alasan sang ayah. “ Bukan untukku Yah” kata sang anak. “Lalu untuk siapa?” Tanya sang ayah sambil membayar assesories mobil yang telah dipilihnya sejumlah tiga ratus lima puluh ribu rupiah. Itu untuk kakek itu yah! Tunjuk si anak kearah seorang kakek gelandangan yang tampak sedang mengais tong sampah yang terletak di toko sebelah. Jangan Nak, kakek itu gila, jorok dan sepertinya berbahaya. Tuduh sang ayah sambil berjalan kearah mobilnya. Sang anak diam saja sambil mengikuti sang ayah menuju mobilnya.

Sang anak mengambil uang sebesar lima ribu dari dalam tasnya dan bergegas berlari kearah penjual roti untuk membeli sebungkus roti dan sebotol air mineral dan segera memberikan kepada sang kakek gelandangan tadi. Sang kakek terlihat meneteskan air mata dan menengadahkan tangannya mendoakan sang anak agar menjadi anak yang berbahakti kepada orang tuanya dan dimurahkan rejeki oleh Tuhan yang maha esa serta mengakhirinya dengan ucapan terima kasih. Lalu sang anak kembali kepada sang ayahnya dan berterima kasih kepada sang ayah yang telah menunggunya. Sang anak berkata: ”Terima kasih Yah, tadi aku telah didoakan oleh kakek tadi menjadi anak yang berbhakti kepada orang tua dan murah rejeki nantinya. Pasti Tuhan akan mendengar doa kakek tadi yang iklas mendoakan aku ya yah?” Ucap anak itu.

Begitu terharunya sang ayah akan peristiwa tadi yang telah menyadarkannya untuk bisa berbagi, berempati, lebih memperhatikan orang tuanya yang telah tiga tahun tidak pernah ditengoknya dan betapa malunya ia pada sang anak yang telah mengorbankan uang sakunya demi menolong orang. Dan betapa berartinya pemberian kecil tadi bagi si kakek tersebut. Sebuah pencerahan bagi sang ayah. Kini sang ayah lebih menghargai setiap rejeki yang di dapatnya, lebih perhatian kepada orang tuanya dan menghormati seseorang tidak lagi dari penampilannya tetapi dari kekayaan hatinya. Sebuah pembelajaran yang sangat berharga.

Pencerahan akan konsep spiritual dan ketuhanan bisa berupa kesadaran ke “Maha” kuasa/esa/bijaksana – an Tuhan selaku Kreator seluruh kejadian dan alam semesta. Kesadaran bahwa adanya hidup setelah kematian, penerimaan akan adanya alam lain/gaib diluar alam manusia, Pemahaman kemana selanjutnya roh kita akan menuju, sehingga dengan pengetahuan, pemikiran dan akal bebasnya manusia bisa menemukan jawaban atas semua hal tersebut. (bab II)

Beberapa kali kejadian fenomena kesurupan masal terjadi di beberapa tempat yang seakan menyadarkan betapa sudah tidak diperhatikannya keberadaan mahluk lain selain manusia yang ada disekitar kita. Fenomena kesurupan massal seakan merupakan bentuk protes dari mahluk gaib akan pengakuan keberadaan mereka dan juga seolah-olah bentuk protes mereka kepada mahluk yang namanya manusia untuk menghormati dan saling menjaga keseimbangan alam. Karena tidak dipungkiri bahwa seluruh alam terhubung secara energi. Penghancuran suatu komunitas alam akan mempengaruhi komunitas lainnya juga, secara energi baik langsung maupun tidak langsung. Pengerusakan alam sehingga menimbulkan kebakaran, banjir dll juga mengakibatkan dan mengguncang alam gaib karena adanya hukum keterhubungan energi tadi.

Pencerahan dalam hubungannya dengan alam semesta atau universal memberikan suatu pemahaman dan kesadaran akan pentingnya menjaga keselarasan, kelestarian dan keseimbangan alam semesta. Pemahaman bahwa Tuhan menciptakan berbagai macam energi yang ada di alam untuk bisa dimanfaatkan dan memiliki saling keterhubungan yang juga harus dijaga dan dimanfaatkan untuk kepentingan umat manuasia. Kesadaran akan kesalahan pengeksploitasian dan diabaikannya keseimbangan alam selama ini mulai menyadarkan banyak orang akan efek Global warming. Ini salah satu contoh pencerahan akan keseimbangan alam yang harus dijaga dan di atur pemanfaatannya secara arif dan bijak.

Jika kita sadar betapa singkatnya hidup kita dan betapa barharganya waktu hidup kita, maka tak pelak lagi banyak orang yang berusaha memperbaiki kualitas hidupnya untuk bisa bertemu dan kembali kepada sang Khalik. Hierarki pencerahan itu berupa pencerahan terhadap misi pribadi, pemahaman mengenai manusia, pemahaman mengenai hidup, pemahaman tentang Tuhan, pencerahan spiritual. Namun di atas itu semua Pencerahan itu membawa kepada peningkatan pengetahuan dan proses peningkatan ruh untuk kembali dan untuk bisa bertemu Sang Khalik.

Dalam bab bab selanjutnya penulis mencoba menyuguhkan bagaimana dan proses yang harus dilalui dan dilakukan guna menuju pencerahan yang diharapkan. Kembali kepada kesadaran awal sebagai manusia yang diberikan kehendak bebasnya untuk mengeksplorasi semua hal maka yang dibutuhkan disini adalah keterbukaan pikiran dan penerimaan secara iklas setiap bentuk realitas yang terjadi

Senin, 02 Februari 2009

hatiku Untuk mu kasih...




tadi pagi,,,,,
kukatakan kepadanya,,,,
tentang bait-bait syair…
dengan menghela nafas…..

malam-malam penantian terasa begitu lambat….
seolah tak mengerti tentang perasaan hatiku,,,,,
kuharap tidak meninggalkanku….
karena begitu sunyi…..

entahlah,,,,
apakah ini akan berarah…
seperti perahu yang berlayar,,,,
hingga ke tujuan atau terdampar,,,

atau seperti embun,,,
yang jika tetap pagi,,,,
akan terasa dingin…
atau menguap karena sinar…

benarkah aku melihat cahaya,,,
atau hanya sekedar lalu saja….
dan tergantikan…
tapi telah sewindu lamanya,,,,

purnama yang kurindu,,,
masih lebih sering kutemui,,,
dan malam-malam….
masih tetap merindu…

ingin kuungkapkan segalanya,,,
apakah masih bisa…
jika aku hanyalah sebatas…
dan ia melambung ke angkasa…

SAYANG

andai benar aku ini
seperti mana kau bisikkan
mengapa sanggup kau luluhkan
perasaan ini? jujurkah engkau
membicarakan tentang cinta
sedang apa yang terjadi
kau biarkan aku kehausan
dalam mengenal cinta itu
andai benar aku ini
pencintamu yang sejati
mengapa kau padamkan
api semarak yang kutiupkan
andai benar kau pencinta ku
mengapa harus kau tutupkan
nafas yang berhembus dalam
nafas mu..
lantas aku kau biarkan
ketindihan dan kepayahan..
mengapa sayang..?

syaiR untuk kekasiHku

Sayangku,
kenalilah musim hujan yang basah
dan kemarau yang meranggaskan daun-daun kering
di sepanjang hari dalam dua belas purnama
karena cintaku bersemi di dua musim

kenalilah gelisah angin di antara buluh-buluh bambu
yang meliuk ke kanan dan meliuk ke kiri
yang menggemerisik di antara sunyi
karena ada bisikan tentang gelisahku

ketika senja turun di bukit-bukit tak berpenghuni
ada rona yang dilukiskan pada latar langitnya
merah membara dan kadang-kadang lembayung
kenalilah warnanya yang disapukan dari rinduku

sayangku,
malam-malamku adalah catatan tentang cinta
dinginnya menghangatkan dan memberi aroma rasa
aku jejaki purnama yang tenggelam di antara awan
dan aku ingin terbenam bersama cinta yang kau bawa

peNanTianKu

Pebukitan biru berjajar di belakang tembok utara:
Air yang putih melingkar ke sebelah timur kota:
Di sinilah, engkau mesti meninggalkan aku --
Terengah-engah sendiri segumpal duri
dalam perjalanan sepulu ribu mil.
Dan awan yang menetes-netes
dan pikiran-pikiran tak tentu tuju!
Matahari pun tenggelam dan
gejolak hati sahabat lama.
Kini hanya lambai tangan, engkau pergi.
Kuda-kuda kita meringkik berbalasan salam.

Minggu, 01 Februari 2009

hasiL reFleKSi diRiku seTelah RetrEt

ternyata......

kemampuan kita mengenal hidup ini terbatas,
anehnya,manusia itu merasa tahu segalanya.
makin sial,kalau yang dikenal dalam hidupnya, hanya pengalaman-pengalaman buruk.


jadi....

ternyata, retret itu penting untuk mengenal hidup yang lengkap agar kita memiliki kesadaran hidup yang makin sempurna.

Sabtu, 31 Januari 2009

THE KINGDOM OF HEAVEN




L : O God, come to my assistance.
A : O Lord, make haste to help me.
Glory be to the Father and to the Son and to the Holy Spirit, as it was in the beginning, is now and ever shall be, world without end. Amen.

Hymn:
O Christ, the light of heaven and the world’s true light,
You come in all your radiance to cleave the web of night.

May what is false within us before your truth give way,
That we may live untroubled with quiet hearts this day.

May steadfast faith sustain us, and hope made firm in you;
The love that we have wasted, o God of love, renew.

Blest Trinity we praise you, in whom our quest will cease;
Keep us with you for ever in happiness and peace.

Rabu, 28 Januari 2009

puisi dalah sebuah kata
kata-kata di dalam jiwa
kata yang dirangkai penuh makna
dengna penuh cinta dan perasaan..
..dengan kata, ku berkarya..
..dengan kata, ku bercerita..
dan hanya dengan kata aku bisa
bisa.. menuangkan tentang apa yang aku rasa

puisi dalah sebuah kata
kata-kata di dalam jiwa
kata yang dirangkai penuh makna
dengna penuh cinta dan perasaan..
..dengan kata, ku berkarya..
..dengan kata, ku bercerita..
dan hanya dengan kata aku bisa
bisa.. menuangkan tentang apa yang aku rasa

aku Ingin





Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu
kepada api yang menjadikannya abu



Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan
kepada hujan yang menjadikannya tiada

aku Ingin




Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu
kepada api yang menjadikannya abu



Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan
kepada hujan yang menjadikannya tiada

sesuatu yang Indah



K E H I D U P A N


Kehidupan berjalan dan mengalir
penaka air dari hulu menghilir
berbelok - berkelok - melekuk
sangkut - nyangkut - terhempas
terkadang terentang lurus
lewat di bagian busuk
keruh - kelabu
kotoran mengental hitam-legam
ada yang tersaring - bening-jernih
perjalanan panjang dan jauh
ke lautan lepas
lalu mengglobal mendunia
tanpa tapal batas
ratusan - ribuan filter tertembus
dan nafas entah beberapa kali mau putus
dan lautan samudra luas
mengumpul-himpun - perbedaan dan garis-garis
tapi begitulah perjalanan kehidupan
lalu di manakah aku kini
di tanah mana - benua mana - samudra mana
bersama puisi?

Salam Buat Sang Fajar. lihatlah hari ini...




Sebab Ia Adalah Kehidupan,
Kehidupan Dari kehidupan.
Dalam Sekejap Dia Telah Melahirkan Berbagai Hakikat Dari Wujudmu.
Nikmat Pertumbuhan.
Pekerjaan Yang Indah.
Indahnya Kemenangan.
Karena Hari Kemarin Tak lebih Dari Sebuah Mimpi.
Dan Esok Hari Hanyalah Bayangan.
Namun Hari Ini Ketika Anda Hidup Sempurna,
Telah Membuat Hari Kemarin Sebagai Impian Yang Indah.
Setiap Hari esok Adalah Bayangan Yang Penuh Harapan.
Maka Lihatlah Hari Ini.
Inilah Salam Untuk Sang Fajar.