Pro Ecclesia Et Patria

Bila hatimu terasa berat hadapilah dengan senyum. Bila bebanmu terasa berat hadapilah dengan senyum. Bila imanmu terasa goyah hadapilah dengan doa. Bila terangmu terasa redup panggilah nama Kristus.

Minggu, 02 Desember 2018

Lintas Cerita Kelahiran Anak

"Metode Stripping Of The Membrane"
Dalam Kisah Kelahiran Anak
Bukan soal sudah cukup usia untuk menggapainya, juga bukan soal telat dan terlalu muda menjalaninya. Beumah tangga juga membutuhkan mental yang kuat dan bukan hanya modal nekat dalam memutuskan untuk berani memulainya.
Sebelum memutuskan berumah tangga dan menjalankan kehidupan baru untuk lepas dari keluarga sebelumnya (orang tua dan saudara sekandung), atau dari hubungan dengan mantan pacar/gebetan/teman dekat, pasti memiliki beberapa nilai positif yang diambil, problema hidup akan dijadikan pelajaran dan diingat, bekal itu akan diteruskannya dalam kehidupan barunya.

Belbel kami memanggilnya, 
Yah, seorang gadis mungil yang hadir ditengah-tengah keluarga kecil baru kami. Si Belbel telah melengkapi kebahagiaan kami sebagai suami dan istri yang naik tangga menjadi bapak dan ibu. Iya kami bersyukur diberi kepercayaan untuk mengurus buah hati kandung kami yang Tuhan titipkan lewat mengandung dan proses melahirkan. Sungguh proses yang dialami dan dirasakan sangat menggembirakan dengan riwayat biochemical pregnancy dikehamilan sebelumnya.

Proses kehadiran Belbel ini sangat menceritakan kisah unik dan kenangan yang indah sekali. Yuk, simak kisahnya si Belbel dalam beberapa kelompok musimnya

Proses di Kandungan
Proses ini adalah berita kebahagiaan, karena akan adanya keturunan dalam keluarga. Dimana yang namanya seorang suami mulai berlatih lagi yang namanya kesabaran dalam merawat pasangannya, ketika gampang sensitif, gampang mabok karena hormon beta hcg yang tinggi, gampang lapar, gampang muntah, gampang menangis, gampang bosen, gampang bahagia, gampang capek, gampang ngeluh. Dan seorang istri harus merasakan perubahan fisik mulai dari Trimester 1, 2, dan 3. Merasakan mudah lelah dalam mengerjakan sesuatu, susah tidur dan aktivitas terbatas. Belbel dalam kandungan memang sangat kooperatif, tumbuh dengan baik, juga tidak manjah. Tapi si Belbel ini salah satu janin yang aktif banget, sehari bisa pindah posisi tidurnya tiap 2 jam sekali. Selama kehamilan, aku dan suami tidak bisa memonitor sendiri kehamilanku, walaupun aku seorang Ners (perawat) dan suami seorang Dokter. Selama kehamilanku ini dibantu pantauan tiap bulannya oleh seorang dokter yang baik dan sabar. Beliau adalah dokter Specialis Kandungan (Sp.OG), bernama dr. Sigit Pradono Diptoadi, Sp.OG yang selama ini menemani hari hariku dari kehamilan pertama Biochemical yang bermasalah sampai kehamilan Keduaku ini di Rumah Sakit yang bukan ditempat aku maupun suamiku berkarya sebagai tenaga kesehatan tetapi merupakan Rumah Sakit yang akan menjadi pilihan aku untuk melahirkan nantinya. 
Saat kehamilan ini juga, aku dan suami juga pernah dipantau screening awal baby dengan USG 4d oleh dokter lain atas rekomendasi dokter Sigit yang memiliki lisensi khusus di rumahsakit lain karena saat itu 4d di rumah sakit tempat biasa kontrol sedang rusak, beliau bernama dr. Hendrik Sutopo,M.Biomed.,Sp.OG yang kebetulan juga merupakan rekan sejawat dan seatap dengan suami.


Proses Melahirkan

Ini dia terjadi proses yang unik dan mengesankan. Dimana saat hari Tahun Baru Imlek, si Belbel yang ada di dalam kandungan mendorong kepalanya kebawah (kemaluan ibunya) sehingga keluar lendir & air yang mencurigakan seperti ketuban. Malam itu, sebenernya sedang ada banyak tamu dirumah keluarga karena ikut merayakan Imlek . Saat itu, suami akan berangkat jaga malam 24jam bertugas di Rumah Sakit, dan sebagai istri yang sudah menunggu hari launching baby Belbel ini tidak mau ditinggal sendiri di rumah dan ingin ikut suami yang akan dinas.dikarenakan tanda awal melahirkan dirasakan seperti his bertambah kuat, durasinya sekitar 20-25 detik dan muncul tiap jam. Tas berisi perlengkapan pertama bayi lahir & ibu melahirkan, fotocopy : KTP suami istri, surat nikah sipil, Kartu Keluarga, Kartu jaminan kesehatan (BPJS, Asuransi) sudah tertata rapi dan ditata rapi dan siap dibawa. Awalnya suami minta untuk cuti mendadak karena istri akan melahirkan, kebetulan saat itu Kepala Devisi dari suami "Pegawai baru yang langsung diangkat Kepala Devisi" tidak memberikan cuti, dengan lapang dada aku sebagai istri harus rela dan berlapang dada karena ini adalah resiko memiliki pasangan yang profesinya untuk mendua dengan profesi dan masyarakat terutama pasien.

Nah, saat setelahnya beneran ikut suami tugas di rumah sakit, tapi sang bumil ngendhon di kamar jaga dokter untuk istirahat (gak lupa ijin dulu sama rekan sejawat yang saat itu dinas). Suami pun menjalankan tugas seperti biasa di rumah sakit, menjadi dokter jaga ruangan memang repot apalagi memegang bangsal yang tidak hanya satu dalam satu rumah sakit, saat itu dokter jaganya ada 2 dokter. Saat itu suami bertanggung jawab untuk bangsal Kebidanan, Perina-Anak, dan VIP.  Sedangkan dokter jaga lainnya bertanggungjawab pada bangsal internis, bedah dan saraf.
Pagi itu rasa mulas sudah agak tidak mengenakkan, lalu membuat aku untuk harus pindah dari ruang jaga dokter ke VK yang kebetulan posisinya bersebelahan dan ditolong sementara oleh bidan setempat untuk dicek. Saat itu aku benar - benar menjadi pasien tanpa wali, karena suami saat itu sedang  bertugas dan banyak pasien yang harus menjadi prioritas utamanya saat itu. Saya lalu diminta opname, saat itu hanya didampingi bidan untuk masuk IGD saja agar bisa ditangani menjadi pasien. 

Taraaaaaa, masuklah igd dengan keluar rembesan air dikit dikit dengan mulas tanpa didampingi keluarga maupun didampingi suami. Tapi aku sedikit tenang di IGD karena aku mengenal semua karyawan disana dan sudah kuanggap sebagai keluarga. Kebetulan saat itu dokter SpOG nya masa peralihan jaga, karena waktunya mepet, akhirnya dialihkan ke dokter SpOG yang jaga di hari baru, kebetulaaaaaan sekali adalah jadwal dari dr. Hendrik Sutopo M.biomed, SpOG, beliau yang tau sedikit banyak mengenai kondisi janin dan aku. Nah, cek cek lah dgn Vaginal Tube / VT oleh dokter, ternyata sudah ada pembukaan (saat itu pembukaan 1-2) pada pukul 10.30 WIB, biasanya karena akan melahirkan anak pertama pasti pasien disuruh pulang dulu karena pembukaan pasti lama, tapi karena melihat kondisi suami yang sedang jaga, saya diijinkan untuk tetap berada di rumah sakit karena ga mau resiko jika sudah saat nya mbrojol gak ada yang nemani istri untuk diantar ke yankes terdekat dan terjadi sesuatu yang ga diinginkan.  

Saat pemeriksaan pembukaan, dokter juga melakukan tindakan yang jarang dilakukan di Indonesia tetapi sudah menjadi lisensinya untuk digunakan  yaitu Metode Stripping Of The Membrane dan dilanjutkan monitoring CTG  Cardiotograph ruangan rawat inap sampai saatnya pembukaan lengkap. Proses selanjutnya hingga pecah ketuban jam 22:45 WIB, suami masih belum berada di kamar bersalin karena masih menangani pasien kritis diruangan dan akan merujuk pasien ke RS lain dan harus mengantar dengan ambulance hingga di rumah sakit yang dirujuk yang akhrinya dibantu oleh dokter jaga lain yang malam itu juga jaga. 

Suami saat itu juga bertanggung jawab di Bagian Kebidanan, tak lain pasien yang harus mendapat penanganan segera adalah istri sendiri dan calon anak yang akan lahir. Sebelum masuk ke ruang bersalin, suami yang juga seorang dokter membereskan surat persetujuan keluarga dari seorang ibu yang akan melahirkan sebagai suami dan dokter jaga yang akan menjadi asisten persalinan pasien sekaligus istri sendiri. 

Akhirnya dokter SpOG , dokter jaga ruangan siap, bidan siap, suami siap, ada coass anak dan coass obsgyn, serta pasien siap dipimpin mengejan. Saat proses persalinan kala 2 ini, terjadi sedikit ketegangan dan tidak segera lahir, lalu berputarlah sebuah alunan musik klasik selama proses persalinan, saat itu pas kepala nongil, musik yang muter pas musik klasik dari Richard Clayderman yang judulnya Love Story, Passsssssssss Banget sih?ternyata alunan musik klasik ini sangat menolong relaksasi selama proses melahirkan spontan yang kualami, setelah melupakan rasa puluhan rasa patah tulang yang dirasakan, tak lama lahirlah seorang bayi yang bersih seperti dimandikan air, gak ada lemak-lemak menempel, darah menempel, dan hanya dilap lap sedikit saja. menangis kuat dan cantiknyaaaaaaaaa...............

Saat itu juga dokter jaga yang merupakan ayah baru dari anak yang barusaja lahir memotong tali pusat sendiri, rasa harupun dirasakan seluruh petugas yang menyaksikan. Tak lama setelah melahirkan, suami langsung meninggalkan lokasi ruang persalinan, menitipkan istri kepada bidan yang bertugas dan pindah keruang perina, untuk melakukan pemeriksaan fisik segera pasien baru yaitu bayi baru lahir yang tak lain adalah anak sendiri, mengisi lembar demi lembar catatan medisnya, dan memberikannya tetes mata dan suntik Vit K. Rasa haru kembali dirasakan oleh keluarga karena ini merupakan cerita yang tak banyak dimiliki dan dialami oleh keluarga lain, rasa syukur dilewati dan dialami bersama.

Ibu baru masih terbaring di ruang pemulihan selama 2 jam, dipantau ketat oleh bidan jaga dan seorang coass. Suami yang harusnya ikut menjaga, saat itu tidak ada ditempat menemani istri maupun anak barunya, karena ada pasien gawat lain yang harus ditanganinya. Yahhhh, memang nasip. Sang ibu dipindahkan diruang rawat inap untuk istirahat setelah melewati masa pantau 2 jam paska melahirkan dan dipersilahkan untuk tidur. Baru setengah jam dilewati sendiri diruang perawatan, sang bidan jaga yang mengontrol ruang rawat pasien kebimgungan karena pasien sudah tidak ada di bednya ketika subuh itu tiba. Panas dingin tubuhnya, kawatir jika ada sesuatu yang dialami pasiennya. Ehhh, ternyata menemukan saya dikamar mandi sedang mandi, gosok gigi dan selesai keramas, dan pup. hahaha..... Gerah sus, kataku! Santai.

Begitu indah cerita yang boleh dialami bersama keluarga kecil saat mendapat kehadiran anggota baru kami. 





0 komentar: